Benarkah BPA Berbahaya Bagi Tubuh? Ini Faktanya!

 

Penggunaan kemasan plastik sebagai wadah pangan sudah umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, salah satu bahan pengeras kemasan plastik, yaitu Bisphenol A (BPA), telah diklasifikasikan sebagai zat yang berbahaya. Benarkah plastik BPA berbahaya bagi tubuh? Simak penjelasannya di sini.

 

Apa itu BPA?

            BPA adalah senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan resin (epoksi) dan plastik polikarbonat. Sejak tahun 1960-an, BPA sudah diaplikasikan dalam bahan kemasan plastik karena kuat, tahan banting, transparan, dan dapat menahan suhu tinggi lebih baik dari jenis plastik lainnya (Netherlands Institute for Sustainable Packaging, 2022).

Saat ini, produk-produk yang terbuat dari BPA dan digunakan di sektor makanan antara lain berupa alat makan plastik, wadah makanan plastik, botol susu bayi, botol air plastik, dan galon isi ulang. BPA juga digunakan untuk melapisi bagian dalam kaleng makanan untuk mencegah karat.

 

Benarkah BPA Berbahaya bagi Kesehatan?

            Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), sejumlah kecil bahan kimia dalam kemasan dapat masuk ke dalam makanan dan dikonsumsi oleh tubuh. Paparan senyawa BPA dalam tubuh inilah yang menjadi perhatian masyarakat karena potensi efek kesehatan yang ditimbulkannya. Agar tidak terus menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan pada masyarakat, simak fakta seputar efek BPA terhadap kesehatan di bawah ini:

  1. Pada umumnya, tidak ada risiko efek kesehatan dari paparan BPA pada konsumen.

Meskipun BPA bersifat estrogenik lemah yang menunjukkan kesamaan sifat dengan hormon estrogen dan dianggap sebagai pengganggu sistem endokrin tubuh, FDA mengatakan bahwa kadar BPA dalam makanan terlalu rendah untuk menyebabkan efek estrogenik yang dapat mengganggu kesehatan.

 

  1. BPA aman digunakan pada tingkat yang sangat rendah dan tidak menyebabkan penyakit serius.

Menurut lembaga kesehatan terkemuka dari seluruh dunia (FDA, Health Canada, dan Food Standards Australia New Zealand), paparan BPA saat ini tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat dari semua kelompok usia, apabila digunakan pada tingkatan yang sangat rendah. Food Standards Australia New Zealand (2020) juga mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara BPA dan kematian akibat kanker.

Batas Migrasi BPA

            Sejumlah negara memiliki aturan yang berbeda-beda terkait jumlah kandungan BPA yang diperbolehkan untuk bermigrasi ke makanan. European Food Safety Authority (EFSA) menetapkan batas migrasi BPA sebesar 0,05 mg per kilogram produk. Sedangkan di Indonesia, persyaratan batas migrasi BPA ditetapkan dalam Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan, sebesar 0,6 bpj (bagian per juta). Jika batas migrasi yang ditetapkan terpenuhi, kemasan yang mengandung BPA dapat digunakan dengan aman.

Sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui kemasan plastik yang aman digunakan sebagai wadah makanan. Tak perlu lagi khawatir, sekarang Anda sudah tahu bahwa penggunaan BPA aman pada tingkatan tertentu. Jangan lupa untuk selalu merujuk informasi dari lembaga terpercaya dan kredibel agar tidak terjadi disinformasi seputar BPA dan kemasan plastik.

Pameran Plastics & Rubber Indonesia kembali hadir memberi peluang bagi pelanggan dan mitra secara global untuk berbagi pengetahuan terkini dan inovasi seputar industri plastik dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Jangan lewatkan kesempatan ini! Bersiaplah untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara pameran Plastics & Rubber Indonesia pada 15-18 November 2023 mendatang di Jakarta International Expo. Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi www.plasticsandrubberindonesia.com.