Karet Bangkit dari Kubur, Harganya Nanjak 1% Lebih

Foto: REUTERS/Kham

 

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga karet dunia bangkit pada perdagangan hari ini mengakhiri reli turun selama tiga hari terakhir.

Pada Rabu (3/8/2022) harga karet yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang tercatat JPY 229,6 per kilogram, melonjak 1,15% dibandingkan posisi kemarin.

“Pergerakan positif di pasar tampaknya didukung oleh pelemahan yen,” kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.

“Meskipun, investor akan mengawasi setiap konsekuensi jangka panjang dari kunjungan Ketua Pelosi ke Taiwan,” tambahnya.

Mata uang yen Jepang diperdagangkan JPY 133,18/US$ pada hari ini, naik dari posisi terendah sejak Juni. Ini menjadi sentimen negatif bagi karet yang dibanderol dengan yen karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi, membuat tensi antara China, Amerika Serikat, dan Taiwan memanas. Kedatangan Pelosi sudah diperingatkan China. Baik melalui pejabat maupun Presiden Xi Jinping.

Militer China bahkan berjanji meluncurkan “aksi militer yang ditargetkan” sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi.

“Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalam siaga tinggi dan akan meluncurkan serangkaian operasi militer yang ditargetkan untuk melawan ini,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian mengatakan dalam sebuah pernyataan mengutuk kunjungan tersebut, dikutip AFP.

“Dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial. Dan, dengan tegas menggagalkan campur tangan eksternal dan upaya separatis ‘kemerdekaan Taiwan’,” tambahnya.

Hal tersebut membuat keadaan pasar berpotensi menjadi tidak stabil dan berpotensi membuat investor pergi dari aset berisiko seperti komoditas. Apalagi China sendiri adalah konsumen karet terbesar di dunia. Mengacu data Statista, China mengkonsumsi 4,7 ton karet dunia.

 

Oleh: Robertus Andrianto, CNBC Indonesia

Source: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220803161659-17-360853/karet-bangkit-dari-kubur-harganya-nanjak-1-lebih