Menperin Resmikan Pabrik Daur Ulang Plastik Terbesar RI

Menperin Agus optimistis investasi pabrik daur ulang botol plastik PET dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menperin Agus optimistis investasi pabrik daur ulang botol plastik PET dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan mendukung pembangunan berkelanjutan. (Rifkianto Nugroho).

 

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) terbesar di Indonesia pada Rabu (30/6). Pabrik itu hasil kerja sama PT Veolia Services Indonesia dengan Danone-Aqua.

Pabrik tersebut berdiri di lahan seluas 22 ribu meter persegi dengan luas bangunan 7.000 meter persegi dalam Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Jawa Timur. Pembangunan pabrik daur ulang tersebut dimulai sejak Maret 2019 dengan total investasi sebesar Rp600 miliar.

Pemerintah, sambung Agus, terus mendorong industri melakukan transformasi ke arah pembangunan berkelanjutan. Langkah strategis tersebut, salah satunya dijalankan melalui penerapan konsep industri hijau, yakni prinsip penggunaan sumber daya yang efisien, ramah lingkungan, dapat diguna ulang, berkelanjutan dan memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif.

“Upaya itu merupakan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035,” kata Agus dalam sambutan virtualnya pada Peresmian Pabrik Daur Ulang Botol Plastik PET PT Veolia Services Indonesia, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (30/6).

Agus menerangkan populasi industri daur ulang plastik di Indonesia berjumlah sekitar 600 industri besar dan 700 industri kecil dengan nilai investasi mencapai Rp7,15 trilliun dan kemampuan produksi sebesar 2,3 juta ton per tahun dengan nilai tambah mencapai lebih dari Rp10 trilliun per tahunnya.

“Sektor industri daur ulang plastik nasional akan terus bertumbuh seiring meningkatnya konsumsi plastik dalam negeri, serta makin terbukanya pasar ekspor setelah China menutup sektor industri tersebut sejak tahun 2017,” ungkapnya.

Saat ini, sambung Agus masih terdapat 50 persen idle capacity industri daur ulang plastik yang dapat dioptimalkan dengan penerapan circular economy,sehingga sampah plastik dapat diolah menjadi komoditas yang dapat digunakan kembali sebagai sumber daya bernilai ekonomi termasuk untuk kemasan botol plastik PET.

“Oleh karena itu, kami mendorong industri untuk terus menghasilkan produk yang berinovasi tinggi, termasuk meningkatkan pertumbuhan industri plastik nasional khususnya industri daur ulang plastik, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional,” tegasnya.

Agus optimistis investasi pabrik daur ulang botol plastik PET terbesar ini dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular serta dapat mengoptimalkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya dalam mendukung target pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut hingga 70 persen pada 2025.

“Pembangunan fasilitas daur ulang botol plastik PET PT Veolia Services Indonesia dan Danone-AQUA dengan memanfaatkan sampah plastik, juga menunjukkan komitmen nyata kedua perusahaan dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam keterangan resmi yang sama, Presiden Direktur PT Veolia Indonesia Sven Beraud-Sudreau mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah di sejumlah negara untuk membantu pengelolaan sampah plastik.

“Teknologi terkini yang kami miliki terbukti telah dapat membantu mengurangi permasalahan sampah plastik di negara-negara tersebut,” tuturnya.

Presiden Direktur Danone-AQUA Connie Ang menambahkan pengelolaan dan pengurangan sampah plastik di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama.

“Kami percaya, pihak swasta perlu memainkan peran yang lebih besar didukung oleh sumber daya yang kami miliki,” ujarnya.

Sebagai informasi, pabrik daur ulang Veolia Indonesia memiliki kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun Recycled PET Plastic (RPET) yang telah memenuhi standar keamanan pangan terbaik (food grade).

Di samping itu, fasilitas ini juga menyerap lebih dari 200 orang tenaga kerja lokal dan didukung teknologi modern dengan mesin yang digunakan mampu memisahkan tutup dan label sekaligus dengan cepat.

 

Source: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210630185150-92-661487/menperin-resmikan-pabrik-daur-ulang-plastik-terbesar-ri