Sabtu, 09 Februari 2019 / 12:00 WIB
Potensi menggiurkan dari sampah plastik (bagian 3)

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ada ragam manfaat dari limbah plastik yang kini sedang naik daun. Selain bisa menjadi bahan baku plastik lewat bijih plastik serta kantong plastik daur ulang, limbah ini ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembuatan bahan bakar minyak.

Langkah ini coba dilakukan Dimas Bagus Wijanarko bersama komunitasnya yakni Gerakan Tarik Plastik atau Get Plastik. Di komunitas ini, ia menciptakan alat untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak dengan nilai investasi sekitar Rp 20 juta.

Mesin tersebut punya kapasitas bisa mengolah lima kilogram limbah plastik. Dan ia klaim bisa menghasilkan sekitar 10 liter bahan bakar minyak jenis solar. “Mesin ini selain praktis, murah juga menghasilkan profit yang lumayan,” katanya kepada KONTAN.

Dari proses tersebut, ia hanya butuh biaya sekitar Rp 20.000 saja, yakni untuk membeli gas. Sedangkan hasil menjual 10 liter solar sebesar Rp 50.000.

Dalam pengolahan limbah plastik, ia memakai metode pirolisis, yakni sebuah teknik dekomposisi termokimia bahan organik tanpa menggunakan oksigen. Bahan baku yang dipakai yakni plastik jenis HDPE, LDPE, PP dan PS. Plastik jenis itu jarang didaur ulang, dan acapkali langsung dibakar begitu saja.

Adapun proses pembuatannya adalah plastik dikumpulkan ke dalam satu tabung vakum. Tabung tersebut kemudian dipanaskan hingga mencapai 400 derajat celcius. Pembakaran tersebut menghasilkan uap-uap yang kemudian didistilasi secara bertingkat, hingga akhirnya keluar tetesan-tetesan minyak murni. “Metode ini jauh lebih aman ketimbang membakar sampah secara langsung. Residu yang dihasilkan berupa arang yang mudah terurai secara organik serta gas propilena yang tidak berbahaya,” jelasnya.

Mesin yang dibuat Dimas sendiri terbuat dari serangkaian pipa yang terhubung dengan tabung vakum bertekanan tinggi. Terdapat pula tabung reaktor sebagai alat pemanas, kompor, dan beberapa tabung untuk penampungan.

Sayang mesin buatan Dimas belum bisa digunakan secara massal atau dijual secara komersial di kalangan masyarakat. Meski mesin ini bisa mengurangi limbah plastik serta mudah digunakan oleh masyarakat, nyatanya pemerintah belum memberi respon positif terhadap mesin buatan Dimas.

Meski dirinya sempat ke Kantor Staf Presiden, tapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya. Selain itu, pemasaran mesin ini terkendala e-catalog pemerintah. “Perlu mengurus paten dan uji kelayakan dari instansi terkait. Lama dan ribet,” keluhnya.

Untung keluhan Dimas mendapat respon dari Indonesian Plastic Industry Association (Inaplas). Ketua Bagian Olefin dan Aromatik Inaplas, Edi Rivai memastikan bahwa pihaknya kini sedang fokus membuat program daur ulang sampah plastik. Salah satunya adalah mengolah sampah plastik jadi bahan bakar ini.

source: https://peluangusaha.kontan.co.id/news/potensi-menggiurkan-dari-sampah-plastik-bagian-3
Reporter: Hikma Dirgantara, Venny Suryanto
Editor: Markus Sumartomjon