KOMPAS.com – Tenia masih ingat saat masih kecil, dia dan teman-temannya dengan mudah menjumpai ikan-ikan beraneka warna di pantai-pantai yang airnya jernih sekitar Kepulauan Seribu.

Perempuan bernama lengkap Swietenia Puspa Lestari itu memang pernah tinggal di Kepulauan Seribu selama lima tahun. Tak heran ia akrab dan peduli dengan laut dan isinya. Namun menurutnya, pemandangan masa kecil itu tak lagi ia jumpai beberapa tahun belakangan. “Perairan di Kepulauan Seribu dan beberapa tempat lain di Indonesia kini penuh sampah, terutama sampah plastik,” katanya.

Dari sampah-sampah plastik berupa botol, tas plastik, kemasan makanan, dan sedotan, ia juga menemukan sachet bekas sambal dan saus Kentucky Fried Chicken alias KFC. Padahal tidak ada gerai KFC di Kepulauan Seribu. Rupanya sampah-sampah itu kebanyakan berasal dari sekitar Kepulauan Seribu, terutama dari Jakarta.

Hal itu membuat Tenia bertemu dengan KFC Indonesia, dan lahirlah program bernama #NoStrawMovement di awal tahun 2017. Gerakan ini bertujuan mengurangi penggunaan sedotan plastik, terutama di gerai-gerai KFC. Mengapa sedotan? Menurut Tenia yang juga pendiri sekaligus direktur eksekutif Yayasan Divers Clean Action, sedotan plastik adalah sampah laut terbesar ke-lima di dunia.

Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 93 juta batang sedotan yang dipakai dan dibuang setiap hari. “Bila dibentangkan, jumlah itu setara dengan 16.784 kilometer atau jarak dari Jakarta ke Mexico City,” ujarnya dalam acara KFC Untuk Laut Indonesia di Serpong, Jumat (8/2/2019). Selain itu, sedotan plastik adalah sampah yang tidak diambil pemulung karena nilai jualnya rendah.

“Pemulung lebih suka mengumpulkan botol plastik daripada sedotan yang sulit diambil,” ujar Tenia. Akibatnya sampah jenis ini banyak terbuang ke laut dan mengotorinya. Kini, berkat munculnya berbagai gerakan, termasuk di KFC, terjadi pengurangan penggunaan sedotan secara signifikan, yaitu tersisa sekitar 38,8 juta per hari atau sepanjang 7.766 kilometer, hampir sama dengan jarak yang ditempuh bila kita melakukan perjalanan dari sabang sampai Merauke.

Tantangan KFC Untuk Laut Indonesia(Kompas.com/Wisnubrata) Meski begitu, membiasakan masyarakat untuk tidak menggunakan sedotan plastik saat jajan bukanlah perkara mudah. Kita masih ingat peristiwa ajakan membereskan sisa makanan di KFC yang ditanggapi negatif oleh beberapa orang. Padahal kebiasaan tersebut wajar dilakukan di banyak negara lain.

Oleh karenanya, KFC mengakalinya dengan tidak menyediakan dispenser sedotan di gerai-gerainya, dan sedotan hanya akan diberikan jika konsumen meminta. Hasilnya, pada akhir 2017 terjadi pengurangan penggunaan sedotan sebanyak 46 persen di setiap gerai KFC, dan hingga akhir 2018 pengurangan tersebut sudah mencapai 91 persen.

Tidak berhenti sampai di situ, memasuki usia 40 tahun kehadiran KFC di Indonesia, perusahaan itu kini juga menghadirkan instalasi edukasi tentang kondisi laut dan sampah di Indonesia. Instalasi itu berada di KFC Paramount Serpong. Instalasi KFC Untuk Laut Indonesia di Paramount Serpong(Kompas.com/Wisnubrata)

Dari luar, dinding instalasi digambari keindahan laut Indonesia. Sedangkan bagian dalamnya ada instalasi yang menggambarkan kondisi laut yang dipenuhi sampah, berupa botol plastik, sedotan, serta tas plastik. “Melalui KFC Untuk Laut Indonesia ini kami ingin menghadirkan gambaran tentang laut Indonesia yang makin dipenuhi sampah. Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan ikut menjaga kelestariannya,” ujar Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk.

Selain itu, di tempat yang sama, konsumen bisa mengikuti acara seperti talkshow dan pelatihan yang semuanya berhubungan dengan gaya hidup ramah lingkungan seperti pembuatan ecobrick, mendaur ulang plastik, storytelling, dan lainnya.

Harapannya, bila masyarakat telah menyadari pentingnya menjaga lautan dari sampah, maka program #nostrawmovement akan lebih mudah dilaksanakan, tanpa paksaan, melainkan karena kesadaran terhadap lingkungan. Instalasi KFC Untuk Laut Indonesia(Kompas.com/Wisnubrata)

Masih soal lingkungan, tahun 2019 ini KFC siap memperkenalkan kampanye Budaya Beberes dan Pengelolaan Sampah. Dalam Budaya Beberes, KFC mengajak konsumennya untuk membereskan sendiri sisa makanan dan membuangnya ke tempat sampah.

Selain memberi kenyamanan untuk konsumen lain, program ini merupakan ajakan agar masyarakat terlibat langsung dalam proses pemilahan sampah. pasalnya di gerai-gerai KFC ada dua tempat sampah, satu untuk sia makanan, satunya untuk kemasan.

“Sampah-sampah itu akan dikelola, dipilah, dan didaur ulang untuk menjadi material yang bermanfaat dan aman bagi lingkungan, sehingga kami bisa ikut mengurangi sampah demi laut Indonesia yang bersih,” kata Hendra.

Bila program-program tersebut berjalan dan berhasil menyadarkan masyarakat soal pentingnya mengurangi sampah plastik, maka bukan tidak mungkin ikan-ikan aneka warna kembali menghuni pesisir-pesisir di Indonesia dengan air yang jernih, seperti yang dilihat Tenia waktu kecil.

source: https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/08/151712820/tak-ada-lagi-sedotan-plastik-di-kfc-demi-laut-yang-bersih.

Editor : Wisnubrata