23 JANUARI 2019, 06: 00: 59 WIB | EDITOR : ABDUL ROZACK

Peduli Lingkungan : Petugas BSIS melakukan pencatatan  menyetorkan sampah.

Peduli Lingkungan : Petugas BSIS melakukan pencatatan menyetorkan sampah.(ISTIMEWA)

Surabaya  –  Pemerintah Kota Surabaya targetkan ada 1000 bank sampah berdiri. Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) di Jalan Ngagel Timur No 26 menjadi salah satu bank sampah yang eksis . ”BSIS mengajarkan masyarakat untuk tidak konsumtif. Selalu terpacu untuk terus menabung,” kata Humas bank sampah Nurul Hasanah, Selasa (21/1).

Menurut Nurul nilai jual sampah yang disetor akan selisih jika langsung dicarikan cash dengan disimpan terlebih dahulu. Misal untuk kaleng aluminium, nilai cash 8500 dan nilai ditabung menjadi 9000.

Nurul menambahkan BSIS mengajarkan masyarakat untuk tidak konsumtif. Selalu terpacu untuk terus menabung. Beberapa jenis tabungan yang disediakan BSIS yaitu tabungan rekreasi, tabungan sosial dan pengembangan kampung, pembayaran listrik, simpanan reguler, hari raya, pendidikan hingga yang terbaru tabungan kesehatan. “Setiap nasabah yang punya saldo 51 ribu, dapat satu kupon berobat gratis ke mitra klinik kita.”katanya

BSIS menerima 53 jenis sampah anorganik seperti plastik, kardus, kertas, besi, aluminium hingga minyak jelantah. Sampah plastik, kardus, kertas, besi, aluminium akan disetor ke industri daur ulang untuk dijadikan produk baru, sedangkan jelantah akan diolah menjadi biodiesel. Berdiri sejak 3 Oktober 2010 bernama Bank Sampah Bina Mandiri. Tahun 2017 berubah nama menjadi Bank Sampah Induk. .

Nurul Hasanah humas bank sampah menuturkan bahwa masyarakat dari manapun bisa menjadi nasabah. “Ada yang rumahnya Sidoarjo, tapi kuliah disekitar Surabaya. Sambil lewat sekalian setor sampah”. Alurnya mudah, nasabah menyetorkan sendiri sampah yang ada, lanjut mengisi formulir, ditimbang, penyerahan uang atau pencatatan. Tetapi jika sampah mencapai kapasitas 100 kg, BSIS melayani penjemputan dengan motor roda tiga atau pick up ke tiap titik diunit mitra bank sampah secara gratis. Dinamai dengan Bankeling (Bank Sampah Keliling).

Zulfikar pelajar SMA Kertajaya terlihat membawa tumpukkan kertas bekas. Ia menceritakan, sekolahnya sudah langganan setor sampah ke BSIS. “Sekolah nyuruh bawa kesini untuk kebutuhan kas sekolah,” katanya.

BSIS akan menambah program urban farming. menanam dengan teknik  hidroponik. Memanfaatkan sampah organik. “Kita kepengen mengajak masyarakat untuk penggerak petani modern. Sampah organik kan lebih mudah pengelolaannya. Mereka bisa mengkonsumsi makanan yang lebih baik.”

Selama ini kita kenal dua jenis sampah yakni sampah organik maupun anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang butuh jangka waktu lama untuk terurai seperti plastik, kayu, dan kaleng. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk namun sampah anorganik dapat bernilai ekonomi lebih jika masyarakat menyetor ke bank sampah. (rpp/rtn)

(sb/jpg/jek/JPR)

source: https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/01/23/115298/target-dirikan-1000-bank-bis-edukasi-masyarakat-gemar-menabung