Perangi Limbah Plastik Lewat Produk Daur Ulang Ramah Lingkungan

Beritasatu(dot)com, Jakarta – Sampah plastik yang menjadi permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan hidup, terutama di pantai di Indonesia harus diperangi. Salah satunya dengan memanfaatkan dan mendaur ulang plastik menjadi produk yang ramah lingkungan.

Co-Founder Sungai Watch, Gary Bencheghib mengatakan banyak pantai-pantai ikonik di Bali kerap kebanjiran sampah plastik yang bersumber dari sampah plastik yang hanyut dari aliran sungai. Bahkan Indonesia menjadi nomor dua negara terbesar penghasil sampah plastik di laut setelah Tiongkok.

“Dalam mengurangi pencemaran sampah plastik haruslah dimulai dari gaya hidup berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya Minggu (15/5/2022).

Atlet peselancar internasional Indonesia, Dhea Natasya mengaku bahwa dirinya pun mengalami hal yang sama dengan Gary Bencheghib.

“Saya setiap hari ke pantai dan selalu menemukan sampah plastik, bahkan di dasar laut pun ada dan banyak sekali. Terutama pada musim hujan di bulan Oktober sampai Februari itu sampahnya banyak sekali,” akuinya.

Perempuan yang telah melakukan aktivitas surfing selama 15 tahun ini mengaku sering kali menemukan sampah setiap kali surfing. Mulai dari sampah plastik dan tak jarang ranting kayu.

Hal ini pun menjadi kekhawatiran bagi dirinya dan teman-temannya yang juga berprofesi sebagai pemain surfing. Ia dan teman-teman sering bawa kantong-kantong untuk memungut sampah di area pantai.
Menurutnya, kebersihan pantai haruslah dijaga sehingga tidak mempengaruhi keindahan dan tentunya tidak berbahaya bagi orang-orang yang beraktivitas di sekitar pantai seperti ketika bermain surfing.

Dhea Natasya menjelaskan dalam menjaga kebersihan pantai pun dapat dilakukan dengan hal-hal kecil, mulai dari memungut sampah lalu dibuang ke tempat sampah, kemudian membawa botol minum sendiri dan kantong belanja. Hal ini tentunya juga dapat berpengaruh kepada pengurangan penggunaan plastik.

Ramah Lingkungan
Hal ini membuat IKEA berkolaborasi dengan World Surf League (WSL) menghadirkan koleksi yang terinspirasi oleh gaya hidup peselancar dunia yang dekat dengan laut dan sadar untuk mendukung planet yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Country Manager IKEA Indonesia, Dyah Fitrisally, menyatakan pihaknya memiliki visi untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang. Adapun produk Kaseberga terdiri dari tas, kursi pantai, peralatan makan, topi, handuk, dan aksesoris yang semuanya dibuat dengan rasa hormat pada alam dan membuat penggunanya merindukan laut dan pantai yang bersih.

“Produk ini terbuat dari bahan ramah lingkungan dan desain yang fungsional. Bagaimana kami sebagai brand bisa menginspirasi orang untuk lebih baik dan hidup dengan gaya berkelanjutan. Kami punya platform dan produk-produk untuk membantu mereka yang ingin start hidup berkelanjutan,” ungkapnya.

Menurutnya, produk tersebut merupakan hasil kolaborasi IKEA dan peselancar dari seluruh dunia yang berjumlah 3.500. Produk ini terinspirasi dari peselancar, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan oleh orang-orang aktif seperti untuk hiking dan traveller.

“Produk ini didesain dengan demokratis desain yang terdiri dari 5 prinsip yang terdiri dari price, design, function, quality, dan sustainability,” pungkasnya.

Salah satu tindakan nyata dalam rangka mendukung peluncuran produk ramah lingkungan dan mengurangi polusi plastik adalah aktivitas river clean up di Sungai daerah Jimbaran, Bali. Kegiatan pembersihan sungai ini merupakan kolaborasi IKEA Indonesia dengan Sungai Watch, organisasi lingkungan yang memiliki fokus utama untuk mengurangi sampah plastik di sungai.

Pihaknya juga menginisiasi pengumpulan donasi. Pelanggan yang membeli produknya hingga 13 Juni 2022 secara tidak langsung juga memberikan donasi untuk melindungi wilayah perairan Indonesia dari sampah plastik. Donasi ini akan diberikan kepada organisasi Sungai Watch untuk melakukan pembersihan sungai agar dapat menyelamatkan laut dari limbah plastik berbahaya yang berasal dari sungai.

“Aktivitas river clean up yang kami lakukan hari ini adalah bentuk nyata dari langkah kecil kami untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan. Sampah plastik yang ada di sungai akan berdampak buruk pada laut, maka dari itu kami memilih untuk membersihkan sungai yang merupakan jalur utama sampah plastik sebelum menuju ke laut. Saya juga ingin mengajak masyarakat untuk mendukung kebersihan laut Indonesia dan yakin perubahan signifikan akan terjadi jika kita bersama-sama melakukan langkah kecil yang baik bagi lingkungan,” pungkas Dyah Fitrisally.

Ditulis oleh: Hendro D Situmorang

Sumber dari: https://www.beritasatu.com/news/927381/perangi-limbah-plastik-lewat-produk-daur-ulang-ramah-lingkungan/?view=all

Pemerintah Komitmen Majukan Industri Karet Nasional

Liputan6(dot)com, Jakarta – Sebagai wadah bagi seluruh pemangku kepentingan soal karet alam nasional, Sustainable Natural Rubber Platform of Indonesia (SNARPI) berupaya untuk menggalang kesatuan dan aksi bersama dalam rangka memajukan perkaretan Indonesia menuju ke sistem pengelolaan.

Selain itu juga demi pengembangan yang berkelanjutan, khususnya untuk mengangkat harkat dan kesejahteraan masyarakat petani, dan sekaligus merespon tuntutan keberlanjutan dari pasar konsumen karet dunia.

Setelah keberadaan SNARPI diumumkan saat soft launching pada 30 April 2021 yang lalu oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, selanjutnya konsepsi platform disusun, dikembangkan, dan disempurnakan dengan keterlibatan aktif multi-stakeholders dalam perkaretan alam nasional. Pengembangan platform ini sendiri diinisiasi oleh tiga lembaga yakni GAPKINDO, Rainforest Aliance, dan SNV Indonesia.

Melalui beberapa seri Focus Group Discussion yang ditindaklanjuti dengan beberapa acara diskusi tingkat kelompok kerja secara intensif, lahirlah sebuah Pedoman Umum SNARPI. Pedoman Umum tersebut diluncurkan bersamaan dengan acara Grand Launching SNARPI pada 30 Maret 2022.

“Saya berharap agar SNARPI dapat menjadi referensi utama untuk isu-isu terkait karet alam nasional keberlanjutan dan menjadi pintu utama untuk kerjasama dengan organisasi internasional terkait keberlanjutan karet alam di tingkat global,” ujar Deputi Menteri Bidang Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud pada acara Grand Launching SNARPI tersebut.

Pedoman Umum SNARPI berisikan prinsip beserta kriteria bagi apa yang disepakati sebagai wujud karet alam yang berkelanjutan di Indonesia, dan merupakan landasan untuk penyusunan panduan sektoral.

Prinsip-prinsip tersebut mencakup berbagai isu yakni kesejahteraan petani, praktek pertanian dan pengolahan yang baik, lingkungan, pengelolaan sumberdaya alam, keragaman hayati, dan ekosistem, hak asasi manusia dan masyarakat adat, kesehatan dan keselamatan karyawan dan konsumen, kolaborasi dan kemitraan rantai pasok yang berkeadilan dan bertanggungjawab, serta sistem dan prosedur perwujudan prinsip platform.

Selain itu, SNARPI akan dikembangkan menjadi sebuah kelembagaan formal yang diharapkan mengawal implementasi prinsip-prinsip dalam Pedoman Utama.

Hal yang penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk aktif berpartisipasi dan mendukung penuh agenda SNARPI demi keberlangsungan industri karet nasional yang berkelanjutan.

Turut hadir pada acara grand launching tersebut antara lain Project Director Widyantoko Sumarlin, Direktur Jenderal Perkebunan Ali Jamil, Kementerian Pertanian RI, serta beberapa lembaga yang memberikan perhatian besar dalam isu pengembangan karet yang berkelanjutan, yakni PT Hong Tong, PT Socfin Indonesia, World Wide Fund (WWF) dan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) Nasional.

Ditulis oleh:

Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4930842/pemerintah-komtimen-majukan-industri-karet-nasional 

Industri Kemasan Plastik Sepakat Penundaan Cukai Plastik Tahun Ini

KONTAN(dot)CO(dot)ID – JAKARTA. Pemerintah menunda rencana penerapan cukai plastik pada tahun ini. Hal ini lantaran situasi ekonomi global masih dalam ketidakpastian dan pemerintah akan lebih fokus pada pemulihan ekonomi domestik terlebih dahulu.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono sepakat dengan penundaan penerapan cukai plastik tersebut. Sebab, data atau landasan pemerintah untuk menerapkan cukai plastik ini dinilai tidak valid.

“Selain itu, banyak juga kepentingan teknis dan non ekonomi yang berkembang sehingga anti plastik itu menurut saya harus dicermati. Selain itu, konsumsi plastik kita masih rendah di bawah 30 kilogram yaitu sekitar 24 kilogram perkapita pertahun,” tutur Fajar kepada Kontan.co.id, Kamis (26/5).

Fajar juga menepis data-data dari Non-Governmental Organization (NGO) yang menyebut sampah plastik di Indonesia mencapai 300 juta per tahun. Menurutnya, data tersebut masih belum akurat. Sebab, menurut catatannya, konsumsi plastik di Indonesia sekitar 6 juta-7 juta per tahun.

Kata Fajar, sampah terbesar yang ada di Indonesia justru dihasilkan dari sampah organik, dan sampah plastik hanya menyumbang sekitar 15%-17% saja.

Dengan adanya data tersebut, Fajar meminta pemerintah lebih fokus mengelola sampah plastik yang lebih bermanfaat, seperti mengarahkan sampah plastik untuk tidak dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA).

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
Source: https://nasional.kontan.co.id/news/industri-kemasan-plastik-sepakat-penundaan-cukai-plastik-tahun-ini

Ilustrasi perkebunan karet di Nsuaem, Ghana. REUTERS by Zohra Bensemra

Kasus Covid-19 China Turun, Harga Karet Naik

Jakarta, CNBC Indonesia – Penurunan kasus harian baru Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di China jadi pendorong kenaikan harga karet dunia pada perdagangan hari ini.

Pada Rabu (11/5/2022) harga karet berjangka Jepang ditutup di level JPY 249,1/kg, naik 0,36% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Shanghai melaporkan penurunan 51% kasus infeksi baru Covid-19 pada hari Selasa (11/5/2022), di antaranya dengan nol kasus ditemukan di beberapa wilayah. Ini memberi harapan akan terjadi pembukaan mobilitas, kemudian roda ekonomi kembali berputar. Sehingga permintaan akan karet untuk industri otomotif kembali meningkat.

Chinamemiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga karet dunia. Itu karena Negeri Panda merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.

Kasus Covid-19 di China yang turun juga jadi sentimen positif bagi minyak mentah dunia. Harga minyak mentah naik sekitar 34% sejak awal tahun, didukung oleh pemulihan ekonomi diiringi oleh kapasitas cadangan yang turun. Serangan Rusia ke Ukraina semakin mendorong harga minyak mentah mencatatkan rekor tertinggi di US$ 139,13.barel.

Harga minyak mentah yang naik menguntungkan bagi karet mentah, karena karet sintetis adalah barang substitusi. Ini karena minyak mentah adalah bahan baku yang digunakan sebagai karet sintetis.

Sehingga saat harga minyak menguat, harga karet sintetis juga ikut melambung. Saat karet sintetis menjadi mahal, pembeli cenderung beralih dari karet alam. Sehingga permintaan naik, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA: Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Source: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220511161453-17-338223/kasus-covid-19-china-turun-harga-karet-naik

Pemandangan Shanghai, China dari atas. - Bloomberg by Qilai Shen

Shanghai Lockdown, Investasi Industri Plastik Jadi Prospektif

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi di industri plastik terutama di sektor antara dan hilir berpeluang terdongkrak lockdown yang diberlakukan di Shanghai karena peningkatan kasus Covid-19. Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan lockdown yang meluas di China menyurutkan pasokan plastik hilir ke pasar domestik sehingga menjadi peluang untuk industri dalam negeri berekspansi. “Shanghai lockdown, harus segera diantisipasi pasokannya oleh industri dalam negeri. Barang-barang dari China turun [pasokannya] sehingga kesempatan industri dalam negeri untuk masuk,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (27/4/2022).

Di kuartal kedua ini, Fajar mengharapkan utilitas kapasitas produksi plastik hilir dapat meningkat hingga 90 persen. Selain itu, faktor yang dapat menjadi pengungkit investasi industri plastik yakni tahun ajaran baru dengan pembelajaran tatap muka 100 persen.

Selain itu, selama Ramadan dan jelang Lebaran ini, konsumsi dari layanan pesan-antar makanan minuman terpantau tumbuh cukup signifikan. Meski demikian, Fajar mengakui arus permintaan saat ini belum sepenuhnya kembali ke kondisi sebelum pandemi.

Namun, beberapa faktor tersebut diharapkan ke depan dapat membantu menopang pemulihan. Selain itu, industri plastik juga berharap limpahan pertumbuhan dari kimia dan farmasi. “Beberapa alat kesehatan sekarang juga beralih ke plastik. Mudah-mudahan dengan semakin bagusnya pelayanan BPJS, industri kimia dan farmasi bisa konsisten mengembangkan produk-produk baru,” ujarnya.

Menurut catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), investasi di sektor kimia dan farmasi pada kuartal I/2022 melonjak 80 persen menjadi 16,9 triliun. Sementara itu, investasi di industri manufaktur tercatat sebesar 103,5 triliun, tumbuh 17,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp88,3 triliun.

Author : Reni Lestari
Editor : Mia Chitra Dinisari
Source : https://ekonomi.bisnis.com/read/20220428/257/1528001/shanghai-lockdown-investasi-industri-plastik-jadi-prospektif

 

Puluhan bocah di Tomia Wakatobi diajar membuat ecobrick, bata ringan anti gempa berbahan baku sampah plastik untuk meminimalisir sampah di lokasi wisata

Mengajak Anak-Anak Memanfaatkan Sampah Plastik di Lokasi Wisata Wakatobi

Puluhan bocah di Tomia Wakatobi diajar membuat ecobrick, bata ringan anti gempa berbahan baku sampah plastik untuk meminimalisir sampah di lokasi wisata

Puluhan bocah di Tomia Wakatobi diajar membuat ecobrick, bata ringan anti gempa berbahan baku sampah plastik untuk meminimalisir sampah di lokasi wisata

Liputan6.com, Kendari – Sejumlah lokasi wisata Wakatobi, kerap mendapat sorotan soal pencemaran sampah plastik. Salah satu spot andalan di Kecamatan Wangi-wangi, seperti Pantai Cemara, tidak luput dari banyaknya sampah plastik yang mengotori pemandangan.

Pemandangan serupa juga terjadi di sejumlah lokasi wisata lainnya. Wisatawan luar kerap mengeluhkan sampah bertebaran di sepanjang pasir pantai.

Berbagai upaya meningkatkan kesadaran warga dan wisatawan sudah banyak dilakukan, mulai dari aksi bersih-bersih laut hingga sosialisasi pemerintah dan kelompok pemerhati lingkungan.

Salah satu upaya kampanye bahaya sampah plastik, kini tengah gencar dilakukan terhadap anak-anak di bawah umur. Harapannya, generasi muda di Wakatobi bisa lebih peduli sampah sejak usia dini.

Baru-baru ini, salah satu komunitas pemerhati lingkungan, menggelar lomba ecobrick bagi pelajar sekolah dasar dan menengah pertama di Desa Kulati, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi. Ajang ini, memberikan kesadaran baru bagi anak usia dini bahwa sampah plastik bisa didaur ulang menjadi barang berguna.

Ecobrick secara sederhana berarti bata ramah lingkungan. Sering disebut-sebut sebagai seni, ecobrick berasal dari sampah plastik yang dipadatkan dalam wadah botol.

Ecobrick terbuat dari potongan-potongan kecil sampah plastik. Dimasukkan satu persatu ke dalam botol air mineral bekas. Sampah yang sudah ada di dalam botol, dipadatkan dengan cara ditekan menggunakan tongkat kayu kecil hingga plastik tidak berbunyi ketika ditekan.

Ecobrick selanjutnya bisa dijadikan sebagai batu bata untuk kebutuhan tembok rumah. Ecobrick ini dianggap sebagai bata anti gempa, tetapi belum banyak digunakan untuk kebutuhan pembangunan rumah.

“Momen ini, agar mengampanyekan bahaya sampah plastik dan cara penanganannya bagi anak usia dini hingga ke pelosok, apalagi mereka yang berada di lokasi wisata yang benar-benar butuh perhatian soal sampah plastik,” ujar Nuhada, Ketua Kelompok Ekowisata Poassa.

Dia menjelaskan, anak-anak usia dini bisa dengan mudah membuat ecobrick. Ke depan, mereka bisa memilah sampah plastik yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Oleh: Ahmad Akbar Fua
Source: https://www.liputan6.com/regional/read/4959765/mengajak-anak-anak-memanfaatkan-sampah-plastik-di-lokasi-wisata-wakatobi 

Samsung Galaxy S yang akan datang dibuat dari limbah plastik di laut

Source: Tek.id

 

Jelang acara Galaxy Unpacked pada 9 Februari mendatang, Samsung mengungkapkan ponsel seri Galaxy S untuk pertama kalinya akan dibuat dari limbah plastik daur ulang di laut, seperti bekas jaring ikan.

Raksasa teknologi asal Korea Selatan mengatakan langkah itu adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk “meminimalkan jejak lingkungannya dan membantu mendorong gaya hidup yang lebih berkelanjutan untuk komunitas Galaxy,” dikutip dari Digital Trends (7/2).

Perangkat akan menggunakan sampah plastik yang terbengkalai dari semua ukuran yang terletak 50 kilometer dari pantai di area yang tidak memiliki pengelolaan limbah. Perusahaan berencana untuk melakukan hal yang sama untuk seluruh jajaran produknya dari waktu ke waktu.

“Perangkat ini akan mencerminkan upaya berkelanjutan kami untuk menghilangkan plastik sekali pakai dan memperluas penggunaan bahan ramah lingkungan lainnya, seperti bahan pasca konsumen daur ulang dan kertas daur ulang,” kata Samsung.

Samsung mencatat 640,000 ton jaring ikan yang ditinggalkan setiap tahun pada akhirnya menghancurkan kehidupan laut, merusak terumbu karang, dan bahkan masuk ke rantai makanan ekosistem laut.

“Jaring ikan yang dibuang ini mengganggu keseimbangan lingkungan kita pada tingkat yang mengkhawatirkan,” kata perusahaan. “(Mengumpulkan dan menggunakan kembali jaring) adalah langkah pertama yang penting dalam menjaga laut tetap bersih serta melestarikan planet dari masa depan kita bersama.”

Upaya Samsung terhadap lingkungan mengikuti jejak perusahaan teknologi lain seperti Microsoft yang tahun lalu mengumumkan Mouse Plastik Laut yang dibuat dengan 20% plastik laut daur ulang.

Selain perusahaan teknologi, brand fesyen ternama Adidas selama beberapa tahun memproduksi beberapa sepatunya menggunakan sampah plastik daur ulang. Sementara pembuat jam Denmark Skagen tahun lalu meluncurkan jam tangan Aaren Ocean, yang menggunakan plastik laut daur ulang pada strap, kasing, dan dial.

Acara Samsung Galaxy Unpacked berlangsung pada 9 Februari, memberikan pandangan pertama pada ponsel andalan terbaru perusahaan yang akan bersaing dengan iPhone 13 Apple.

 

Oleh: Zhafira Chlistina | Editor: Dommara Hadi S

Reclasseering Indonesia Wilayah Sumatera Ciptakan Mesin Pengelolaan Limbah Plastik

Foto: Istimewa

 

MEDAN, Waspada.co.id – Sampah plastik menjadi masalah global yang perlu mendapat perhatian lebih dari banyak negara. Sebagai material yang butuh waktu lama untuk terurai, produk berbahan plastik akan terus ada dan menumpuk di dunia dalam waktu yang lama.

Secara langsung dan tidak langsung, sampah plastik dapat mempengaruhi organisme hidup di seluruh ekosistem, termasuk dampak yang semakin besar pada kehidupan laut pada skala makro dan mikro. Ketergantungan manusia pada konsumsi plastik meningkat setiap tahun.

Plastik merupakan material yang ringan, fleksibel, relatif murah, dan tahan lama. Plastik dapat digunakan untuk beberapa tujuan dalam kehidupan sehari hari, dari tas belanjaan.

Kendala yang muncul adalah kurangnya pasokan dan permintaan plastik daur ulang pada pasar bahan sekunder. Indonesia adalah pengguna produk plastik terbesar kedua.

Sebagai contoh, kantong plastik, sedotan plastik dan bungkus plastik. Tingkat konsumsi plastik yang cepat di seluruh dunia telah menyebabkan terciptanya peningkatan jumlah limbah dan ini pada gilirannya menimbulkan kesulitan yang lebih besar untuk dibuang.

Indonesia menghasilkan lebih kurang sekitar 190.000 ton sampah setiap hari. Salah satu tantangan terbesar adalah pemanfaatan limbah plastik yang rendah di Indonesia.

Atas kepedulian terhadap limbah sampah plastik, Ketua Departemen Koperasi dan Kesejahteraan Perwakilan Sumatera Reclasseering Indonesia, Pandri Syaputra Tarigan siap membantu Indonesia maupun di luar negeri dalam pengolahan limbah plastik.

“Saya menciptakan mesin alternatif pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar seperti premium pertalite, solar, avtur, dan gas keperluan rumah tangga,” tuturnya, Kamis (3/2).

Mesin alternatif pengolahan limbah plastik ini sangat bermanfaat untuk digunakan masyarakat Indonesia, dan mudah digunakan.

“Saya berterimakasih atas dukungan sahabat di Lembaga Badan Peserta hukum perwakilan se-Sumatera Reclassering Indonesia,” jelasnya.

Ketua Perwakilan Sumatera Reclassering Indonesia, Sandy Hamonangan Parlindungan Nasution mengapresiasi atas apa yang dilakukan kepada Departemen Koperasi dan Kesejahteraan serta anggotanya telah menemukan mesin alternatif pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar yang berguna untuk masyarakat. (wol/eko/d2)

 

Source: https://waspada.co.id/2022/02/reclasseering-indonesia-wilayah-sumatera-ciptakan-mesin-pengelolaan-limbah-plastik/

Membuat Bahan Bakar Solar dari Sampah Plastik

Ilustrasi sampah plastik. Astra

 

Jakarta: Sampah plastik merupakan salah satu limbah yang tidak ramah lingkungan karena sulit diurai. Meski demikian, sampah plastik ini bisa diolah dan dijadikan bahan bakar solar.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi limbah plastik adalah dengan mengolah sampah plastik melalui mesin pirolisis untuk menghasilkan bahan bakar diesel atau solar. Pirolisis merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa melibatkan oksigen.

Mesin pirolisis tidak memerlukan listrik yang besar dan tempat yang luas. Sehingga mesin ini dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya, seperti warga Kampung Berseri Astra (KBA).

Astra telah melakukan pembinaan mesin pirolisis di 3 kampung binaan, di antaranya adalah KBA Pulau Pramuka, Pulau Harapan, serta salah satu desa di Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, sebanyak delapan mesin pirolisis sudah dapat beroperasi.

Sejak September 2020, Astra telah melakukan pembinaan penggunaan mesin pirolisis kepada masyarakat khususnya di KBA untuk mengelola sampah plastik ke dalam mesin pirolisis agar dapat memenuhi kebutuhan para masyarakat setempat, salah satunya adalah bahan bakar kapal untuk nelayan.

Hingga saat ini, ketiga kampung binaan Astra tersebut mampu mengubah 2,6 ton sampah plastik, menjadi 1.190 liter minyak diesel yang dapat dijual antara Rp6.000 – Rp6.500 per liter.

Pemanfaatan mesin pirolisis untuk mengelola sampah plastik yang merupakan bagian dari gerakan Semangat Kurangi Plastik, sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals Indonesia.

“Memasuki tahun kedua gerakan Semangat Kurangi Plastik, Astra melanjutkan komitmen untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengolah sampah plastik yang telah digunakan agar tidak menjadi limbah untuk menjadi produk-produk bernilai ekonomi. Hal tersebut tentunya  dilakukan agar dapat mencapai tujuan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Chief of Corporate Affairs Astra, Riza Deliansyah, melalui keterangan resminya

 

Oleh: Ekawan Raharja

Source: https://www.medcom.id/otomotif/mobil/PNg75WLN-membuat-bahan-bakar-solar-dari-sampah-plastik?p=all

Alue Dohong Dukung Peran Industri Kelola Sampah demi Kurangi Sampah Plastik di Lautan hingga 70% pada 2025

Wakil Menteri KLHK, Alue Dohong di Bali. (Dok: Istimewa)

 

Suara.com – Demi mewujudkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada 2025, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Alue Dohong berkunjung ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku (Sampahku Tanggung Jawabku), di Jimbaran, Bali, pada 28 Januari 2022.

Kunjungan ini juga merupakan rangkaian dari kunjungan ke berbagai lokasi program di Bali terkait pengelolaan sampah sebagai persiapan perhelatan G20.

TPST Samtaku dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Pembangunan fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Danone-Aqua dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki), selaku pelaksana operasional TPST, yang didukung Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai institusi, serta komunitas yang turut bergerak dalam upaya pengelolaan sampah di Bali secara berkelanjutan.

Dengan kapasitas pengelolaan sampah maksimum mencapai 120 ton/hari, TPST Samtaku Jimbaran, saat ini telah menjadi TPST terbesar di Bali.

Dalam kunjungannya, Alue mengatakan, inisiatif Danone-Aqua dan Reciki dalam membangun TPST Samtaku di Jimbaran dapat menjadi contoh yang sangat baik, perihal pemerintah daerah berkolaborasi dengan industri dalam mengelola dan menangani permasalahan sampah yang ada.

“Kami berharap, kehadiran TPST di Jimbaran dapat menjadi contoh bagi daerah lain, sehingga target pengelolaan sampah yang terintegrasi dapat tercapai. Inisiatif ini semakin relevan seiring semakin meningkatkatnya beban timbunan sampah di tempat aembuangan akhir, seperti yang terjadi di TPA Suwung, Bali. Dengan adanya inisiatif seperti TPST Samtaku di Jimbaran ini, diharapkan timbunan sampah dapat ditangani hampir seluruhnya, sehingga kita tidak lagi tergantung dengan TPA. Selain itu, dampak buruk gas methan yang sangat berbahaya dan merusak lapisan ozon bisa dikurangi,” ujar Alue Dohong.

TPST yang sebelumnya telah diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan pada 10 September 2021 ini menggunakan model ekonomi sirkular dan Zero Waste to Landfill. Sampah yang terkumpul di fasilitas ini, nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya, sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Sementara itu, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, selain menjadi solusi pengelolaan sampah, TPST Samtaku Jimbaran juga menjadi sarana dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan model bahwa dengan kolaborasi yang kuat maka kita bisa memberikan solusi inovatif.

“Inisiatif ini semakin mengukuhkan komitmen Danone-Aqua untuk terus berkontribusi menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia dengan memperluas kolaborasi antar pemangku kepentingan,” ujarnya, Selasa (1/2/2022) dalam keterangan tertulisnya.

Hasil pemisahan sampah plastik yang dilakukan di TPST Jimbaran, diantaranya adalah botol plastik bekas yang kemudian dikirim ke pabrik daur ulang milik Veolia, mitra daur ulang kemasan paska konsumsi Danone-Aquz yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur, untuk diolah kembali menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru.

Di sisi lain, sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian kecil akan diproses bersama dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.

Saat ini, Danone-Aqua telah menjalankan kemitraan bisnis daur ulang botol plastik bekas melalui pengembangan bank sampah, TPS3R/TPST, dan pengepul sampah plastik di 17 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, serta berhasil mengumpulkan setidaknya 15.000 ton botol plastik bekas per tahun sambil turut memberdayakan lebih dari 10.000 pemulung secara inklusif.

 

Oleh: Fabiola Febrinastri

Source: https://www.suara.com/pressrelease/2022/02/01/155952/alue-dohong-dukung-peran-industri-kelola-sampah-demi-kurangi-sampah-plastik-di-lautan-hingga-70-pada-2025