Kelompok Inovator di Yogyakarta Ubah Limbah Kantong Plastik Jadi Produk Bangunan

Proses memasukan sampah plastik kresek yang sudah dipotong-potong kecil kedalam mesin cetakan. plastik ini akan dicampur pasir dan dipanaskan untuk menghasilkan produk bangunan.

Proses memasukan sampah plastik kresek yang sudah dipotong-potong kecil kedalam mesin cetakan. plastik ini akan dicampur pasir dan dipanaskan untuk menghasilkan produk bangunan.(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Dalam kehidupan sehari-hari, bagi sebagian orang penggunaan kantong plastik sudah hampir tidak terlepaskan.

Bahannya yang ringan, simpel dan kekuatan kelenturannya membuat plastik kresek menjadi andalan untuk membawa barang-barang.

Di sisi lain, seringnya penggunaannya, membuat produksi sampah plastik kresek setiap hari terus bertambah.

Kondisi tersebut membuat Tri Setyawati  bersama rekan-rekanya di Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku melakukan penelitian guna mencari solusi yang efektif untuk sampah plastik kresek.

“Latar belakangnya itu, sudah lama orang berbicara tentang sampah, khususnya  plastik. Tapi kita dalam kehidupan sehari itu tidak mungkin lepas dari plastik, solusinya kan sebenarnya bukan pemanfaatan plastiknya tapi pengelolaan limbahnya,” ujar Tri Setyawati mewakili tim inventor saat ditemui Kompas.com di lokasi workshop Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku, Sidokerto, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Kamis (22/4/2021).

Diungkapkanya, plastik memiliki jenis yang banyak, antara lain PE (Polyethelene), PP (Polypropylene) hingga PET (Polyethylene Terephthalate).

Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda.

Tri Setyawati dan teman-teman inventor kemudian memilih fokus pada sampah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene).

“Kami fokus ke LDPE (Low Density Polyethylene) yang bahasa sederhana dan orang tahu, kresek. Pada prinsipnya semua jenis plastik bisa digunakan untuk teknologi kami,” bebernya.

Pilihan fokus pada sampah plastik kresek ini bukan tanpa alasan.

Selain tidak mudah terurai, sampah plastik kresek juga jarang dilirik orang, karena harganya cukup rendah dibandingkan sampah plastik lain.

“Pemulung pun malas mengambil sampah plastik kresek, kalau PVC 30 sentimeter saja itu pasti diambil orang tapi kalau kresek ada 10 sampai 15 dijalan dicuekin pasti,” tegasnya.

Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku memang fokus pada lingkungan, terutama terkait dengan limbah.

Mereka melihat, limbah kantong plastik banyak menyebabkan masalah sehingga perlu ada solusi yang benar-benar efektif.

“Ada beberapa limbah lain yang kami lakukan, seperti limbah batu bara, limbah sawit. Kami melihat bahwa limbah dapat menyebabkan banyak masalah, tidak hanya kesehatan, lingkungan, tapi ekonomi juga berdampak,” ungkapnya.

 

Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

Source: https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/182116278/kelompok-inovator-di-yogyakarta-ubah-limbah-kantong-plastik-jadi-produk?page=all

Cara Coca-Cola Ajak Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Lebih Baik

Meluncurkan kemasan baru Sprite, Coca-Cola Indonesia mengajak masyarakat terlibat mengatasi permasalahan sampah plastik melalui kampanye #LihatDenganJernih.

Meluncurkan kemasan baru Sprite, Coca-Cola Indonesia mengajak masyarakat terlibat mengatasi permasalahan sampah plastik melalui kampanye #LihatDenganJernih. (Foto: Coca-Cola Indonesia)

 

Jakarta, CNN Indonesia — Jumlah plastik kemasan pasca konsumsi harian saat ini memang terus mencatat peningkatan. Kebanyakan kemasan pasca konsumsi dibuang tanpa ada upaya pengumpulan dan pengelolaan yang akhirnya justru mencemari lingkungan. Coca-Cola Indonesia memiliki komitmen dalam upaya memberikan solusi untuk mengurangi dampak dari plastik kemasan pasca konsumsi terhadap lingkungan.

“Komitmen untuk menjadi bagian dari solusi sudah kami mulai sejak 2018 melalui visi global The Coca-Cola Company yaitu ‘World Without Waste’. Sekarang perhatian kita tertuju ke situ, bagaimana cara agar kita dapat bergerak sama-sama mengelola isu sampah ini,” ujar Direktur Public Affairs, Communication & Sustainability PT Coca- Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo dalam diskusi webinar Sprite #LihatDenganJernih ‘Cara Asik Mengelola Sampah Plastik’.

Adapun berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan sampah di Indonesia pada 2020 mencapai 67,8 juta ton, dengan rata-rata 175 ribu ton sampah per harinya. Sebagian besar sampah-sampah itu merupakan plastik kemasan pasca konsumsi.

Triyono menerangkan, perubahan kemasan botol plastik Sprite menjadi langkah lanjutan untuk mewujudkan upaya pengumpulan dan daur ulang setiap kemasan plastik produk Coca-Cola yang terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat pada tahun 2030.

“Kami yakini bahwa upaya kami dalam perubahan kemasan Sprite dapat membantu memudahkan dan mendorong agar lebih banyak lagi kemasan botol bekas pakai Sprite terkumpul sehingga bisa masuk jalur daur ulang dan diolah untuk jadi produk-produk lain,” tambahnya.

 

 

Source: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210427105856-97-635261/cara-coca-cola-ajak-daur-ulang-sampah-plastik-jadi-lebih-baik

Investasi naik, BI: Industri karet dan makanan di Sumut mulai pulih

Ilustrasi: Herman (39) petani getah karet mengikis (nderes) pohon karet untuk diambil getahnya di Dusun IX Pasar Lori Desa Pekan Kuala, Langkat, Sumatera Utara. FOTO ANTARA/Risky Cahyadi/ss/mes/09 (ANTARA/RISKY CAHYADI)

 

Medan (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan aktivitas usaha yang mulai pulih di Sumatera Utara (Sumut) adalah industri karet, industri makanan dan minuman, kimia dan farmasi, serta perdagangan besar dan eceran, sehingga mendorong investasi.

“Kondisi yang membaik itu tercermin dari peningkatan investasi di sektor itu pada tahun 2021,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo di Medan, Minggu.

Dia tidak merinci besaran investasi pada masing-masing sektor tersebut.

Namun dia menyebutkan di sektor industri karet ada investasi rutin seperti perawatan mesin dan adanya peningkatan keuntungan dari harga jual yang lebih baik. Sedangkan di sektor kimia dan farmasi didorong pembelian alat penunjang transportasi dan ekspedisi.

“Yang pasti kinerja sektor industri karet, kimia dan farmasi, industri makanan dan minuman, serta perdagangan besar dan eceran, tren meningkat dibanding sektor lainnya,” kata Soekowardojo.

Adapun sektor konstruksi, katanya, belum pulih menyusul Proyek Strategis Nasional (PSN) di tahun 2021 lebih sedikit dibandingkan tahun 2020, termasuk serapan anggaran yang masih sangat terbatas pada kuartal pertama.

Dengan membaiknya investasi di beberapa sektor, kata Soekowardojo, diharapkan investasi Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) 2021 lebih besar dari 2020.

Nilai investasi di Sumut pada 2020 masing-masing sebesar Rp 18,189 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar 974,8 juta dolar AS.

 

Pewarta: Evalisa Siregar | Editor: Risbiani Fardaniah

Source: https://www.antaranews.com/berita/2108042/investasi-naik-bi-industri-karet-dan-makanan-di-sumut-mulai-pulih

Chandra Asri Komitmen Kurangi Sampah Plastik di Laut hingga 70 Persen pada 2025

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

 

Jakarta – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berkomitmen penuh pada program berkelanjutan terutama pengelolaan sampah plastik. Salah satunya ikut serta dalam Forum Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) yang bertujuan mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada 2025.

“Sistem berkelanjutan ini penting untuk mempertahankan keberlangsungan lingkungan, sosial dan manajemen serta 3 aspek utama perusahaan People, Planet, Profit,” jelas Direktur Chandra Asri Suryandi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

Dia menuturkan, bentuk nyata Chandra Asri dalam mendukung program pengelolaan sampah plastik, dimulai dengan edukasi perubahan perilaku dalam program World Clean Up Day dan Aksi Bersih Pantai Paku yang diikuti lebih dari 336 peserta dan berhasil mengelola 26.636 kilogram (kg) sampah plastik.

Tak hanya itu, Chandra Asri juga berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam mendukung program Jakarta Recycle Center.

“Chandra Asri menyediakan 36.000 kantong sampah plastik daur ulang, yang berhasil mengurangi sampah terbuang (all type) ke TPA sebanyak 160.637 Kg dan mengurangi sampah plastik ke TPA sebesar 12.671 kg,” jelas Suryandi.

Lalu, Chandra Asri juga konsen pada pemilahan sampah di lingkungan kantor maupun pabrik.

“Selain itu kami ikut berkontribusi dalam mencipatakan Ekosistem Pengelolaan Sampah Plastik, dimulai dari pemilahan dan pengumpulan sampah plastik, pemprosesan sampah plastik 1.456 kg sampah plastik menjadi 1.287 liter BBM hingga pendistribusian manfaat untuk masyarakat,” terang dia.

Dia menambahkan, Chandra Asri juga berkontribusi dalam pembangunan jalan aspal plastik, pada tahun 2020 telah dilakukan di sepanjang 37,57 km dan mengelola sampah plastik sebanyak 207.321 kg.

 

Oleh: Septian Deny

Source: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4540912/chandra-asri-komitmen-kurangi-sampah-plastik-di-laut-hingga-70-persen-pada-2025

Menristek Dorong Penggunaan Tes GeNose C19 di Sektor Manufaktur

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan, pariwisata jadi salah satu sektor yang paling terpukul karena adanya pandemi COVID-19.

Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Bambang PS Brodjonegoro mendorong penggunaan GeNose C19 sebagai alat deteksi COVID-19 di pabrik.

Bambang mengatakan, manufaktur menjadi salah satu sektor yang terpuruk akibat adanya pandemi COVID-19. Meski dari segi permintaan terus berjalan, namun dia menilai terdapat kendala dari faktor operasi yang membuat produksi karyawan menjadi terhambat.

Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain salah satunya dengan penggunaan GeNose untuk mendorong kinerja karyawan agar tetap optimal. Sekaligus membantu sektor manufaktur supaya bisa bangkit kembali di masa pandemi.

“Saya mengusulkan agar GeNose bisa lebih banyak dipakai di pabrik. Mengingat pertumbuhan ekonomi kita salah satu yang juga mengalami kontraksi kan sektor manufaktur. Meskipun ada faktor demand, tapi juga ada faktor gangguan operasi dari manufaktur itu sendiri, dari pabrik karena karyawan yang jumlahnya besar nggak bisa bekerja secara optimal,” ujar Bambang.

“Kami harapkan GeNose bisa menjadi solusi bagi sektor manufaktur untuk bisa bangkit kembali,” lanjutnya.

Hal tersebut dia sampaikan saat menyerahkan GeNose C19 kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Gedung Kemenko Perekonomian, Senin (22/3/2021).

Diungkapkan Bambang, alat deteksi Corona buatan anak bangsa ini bisa digunakan sehari-hari oleh para pekerja di pabrik. Mereka bisa melakukan skiring dengan GeNose apakah terdeteksi virus Corona atau tidak. Sehingga, yang masuk hanya pekerja yang telah dinyatakan negatif. Meski begitu, dia tetap mengingatkan agar selalu menjaga keamanan dan patuh terhadap protokol kesehatan.

“Di mana nantinya semua karyawan di pabrik, sebelum mulai bekerja di pagi hari. Atau (sebelum) memulai shift-nya, itu dites dengan GeNose dulu. Dan yang boleh bekerja pada shift-nya hanya yang (hasilnya) negatif. Jadi artinya kita juga menciptakan keamanan di dalam pabriknya sendiri. Meskipun karyawan tetap menggunakan masker dan menjalankan 3M secara disiplin,” tuturnya.

Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mendukung usulan yang disampaikan oleh Bambang. Airlangga pun meminta agar kapasitas produksi GeNose 19 dapat ditingkatkan, dari yang semula 2-5 ribu, menjadi 10-15 ribu. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan GeNose bagi para pelaku usaha di sektor industri.

“Tadi saya bilang, supaya produksi ditingkatkan dari 3000 jadi 10.000 sampai 15.000. Karena demand-nya besar. Kalau industri beliGeNose kan nggak cuma 1, minimal 5 sampai 10 unit,” terangnya.

“Nah kalau ini bisa kita gunakan untuk skrining awal, ini tentu akan sangat bermanfaat apalagi disaksikan skriningnya cepat,” imbuhnya.

Adapun GeNose dapat dimanfaatkan sebagai alat skrining pertama, yang selanjutnya perlu dilakukan akurasi swab test PCR kembali. Dengan begitu dapat menekan biaya secara keseluruhan.

“Ini bisa kita dorong, tentu ada layer daripada pengetesan. Jadi skrining awal dengan GeNose, skrining berikutnya bisa dengan PCR. Sehingga nanti cost-nya secara keseluruhan akan turun. Tapi yang sekarang kita harus kejar adalah kapasitas produksi,” pungkasnya.

 

Oleh: Jihaan Khoirunnisaa

Source: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5503276/menristek-dorong-penggunaan-tes-genose-c19-di-sektor-manufaktur

Menperin Kawal 81 Proyek Manufaktur Senilai Rp921 Triliun

Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pihaknya akan mengawal realisasi 81 proyek manufaktur dengan total nilai investasi sebesar Rp921,84 triliun untuk pengembangan proyek hilirisasi dalam kurun waktu tahun 2023-2030.

Dari total investasi tersebut bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 125.286 orang. “Dari investasi ini, tentunya akan menciptakan lapangan kerja yang banyak. Hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran baik itu karena pandemi atau angkatan kerja baru,” kata Agus pada akhir pekan lalu.

Agus menegaskan pemerintah tetap fokus untuk terus meningkatkan investasi di tanah air. Sebab, upaya strategis tersebut dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dari dampak pandemi Covid-19.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi kita adalah di investasi. Maka itu, Kemenperin aktif berkontribusi dalam menarik investasi baru, khususnya sektor industri,” terangnya.

Sementara itu di sektor hilirisasi petrokimia, Kementrian Perindustrian terus mendorong realisasi investasi pengembangan industri petrokimia PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, yang akan menghasilkan produk olefin dan aromatik.

Berikutnya, Kementrian Perindustrian memacu hilirisasi nikel dalam rangka meningkatkan nilai tambah bahan baku nikel dan kobalt yang tersedia di Indonesia. Bahan baku ini dapat digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Saat ini, secara total kita punya 30 smelter yang beroperasi, kemudian yang sedang konstruksi 20 smelter, dan dalam tahap feasibility study sebanyak 9 smelter,”jelasnya. Smelter ini berperan untuk menguatkan struktur industri dalam negeri agar lebih berdaya saing di kancah global.

“Implikasi dari kebijakan hilirisasi ini, industri logam dasar pada tahun 2020 tumbuh 5,87%, ekspornya pun tumbuh 30%, bahkan mampu menyumbang devisa negara hingga USD22 miliar,” ungkapnya.

Saat ini,Indonesia memiliki 30% dari cadangan bijih nikel dunia, sehingga  menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik, yang pada akhirnya akan menarik investasi di sektor kendaraan listrik.

Agus mengungkapkan beberapa perusahaan yang akan memproduksi bahan baku baterai listrik nikel-kobalt, di antaranya adalah PT QMB (Sulawesi Tengah), PT. Halmahera Persada Lygend (Pulau Obi), PT Weda Bay Nickel (Maluku Utara), dan PT Smelter Nikel Indonesia (Banten).

Sedangkan, untuk hilirisasi minyak sawit, pemerintah telah mendorong program B30 (mencampur 70% BBM diesel dengan 30% FAME/Biodiesel). “Upaya simultan pemerintah ini untuk mengurangi impor BBM diesel sekaligus mengendalikan emisi pencemaran udara,” pungkasnya.

 

Jokowi Minta Industri Manufaktur Dikasih Insentif Bila Bisa Ekspor

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kerja Kejaksaan Agung menjadi wajah pemerintah di bidang hukum.ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/am.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kerja Kejaksaan Agung menjadi wajah pemerintah di bidang hukum.ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/am.

 

tirto.id – Presiden Joko Widodo meminta agar industri manufaktur padat karya diberikan insentif jika bisa ekspor ke luar negeri. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan 2021 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (4/3/2021).

“Khusus untuk sektor-sektor industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja yang banyak seperti otomotif, elektronik, tekstil, kimia dan farmasi serta makanan dan minuman harus diberikan stimulus dan fasilitas-fasilitas ekspor. Harus ada insentifnya untuk memperluas pasar,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, pengembangan pasar menjadi penting dalam rangka meningkatkan ekspor Indonesia. Ia ingin agar Indonesia mulai melihat pasar-pasar di luar Amerika dan Eropa seperti Afrika maupun Asia Selatan.

Jokowi lantas menyinggung penyelesaian perundingan negara potensial untuk diekspor. Sebab, pembukaan pasar baru akan menguntungkan di masa pandemi.

Ia beranggapan, pelaku usaha bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan yang sudah ada. Sebagai contoh, Indonesia bisa mulai belajar peluang ekspor di Australia setelah penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Jokowi melihat, Indonesia punya peluang ekspor otomotif dengan Australia. Hal tersebut dilanjutkan dengan mempelajari bentuk pasar, perilaku konsumen serta menginformasikan kepada Indonesia tentang upaya pengelolaan pasar tersebut.

“Sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia dan tentu saja produk-produk UMKM yang lainnya yang memiliki opportunity, memiliki peluang untuk perlu dibantu dan didorong dalam rangka meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ke negara mitra dagang kita,” kata Jokowi.

 

Oleh: Andrian Pratama Taher

Source: https://tirto.id/jokowi-minta-industri-manufaktur-dikasih-insentif-bila-bisa-ekspor-gaQw

Bangun Pabrik Baru, Frisian Flag Indonesia Gelontorkan Dana Rp 3,8 Triliun

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Groundbreaking Pabrik Baru PT Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021).

 

Liputan6.com, Jakarta – Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Groundbreaking Pabrik Baru PT Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021).

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Frisian Flag Indonesia yang turut berupaya mendorong pertumbuhan produksi susu segar agar dapat mengimbangi laju pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu di dalam negeri.

“Kami sangat mengapresiasi keteguhan PT Frisian Flag Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah yang sudah dijalin selama bertahun-tahun,” paparnya.

Upaya yang dijalankan oleh PT Frisian Flag Indonesia tersebut, di antaranya melalui berbagai program seperti bantuan Milk Collection Point (MCP) koperasi susu, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) melalui Akademi Peternak Muda dan Farmer2Farmer, serta pembangunan dairy village (desa susu).

“Diharapkan kontribusi berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia terhadap sektor peternakan sapi perah rakyat dapat bantu mendorong kuantitas dan kualitas susu segar di dalam negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku,” tutur Agus.

Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan substitusi impor 35 persen pada 2022.

Menperin menyambut baik pembangunan pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia dengan investasi tahap awal (tahun 2020-2023) sebesar €225 juta atau setara Rp3,8 triliun untuk produk susu cair dan susu/krimer kental manis.

“Kami memandang bahwa komitmen dari PT Frisian Flag Indonesia adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk terus memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan berkualitas,” paparnya.

Pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia seluas 25 hektare tersebut berkapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476 ribu ton per tahun untuk produk krimer kental manis. Produknya ditargetkan 90% ke pasar ekspor, dan 10 persen pasar dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja akan mencapai 848 orang.

Saat ini, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar, yang jumlahnya perlu ditingkatkan untuk kompetitif di tingkat regional. “Kami yakin peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya,” ujar Agus.

Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan bertumbuhnya kelas menengah, bertransformasinya gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, serta peningkatan permintaan produk bernutrisi tinggi selama pandemi Covid-19.

“Selain itu juga semakin meningkatnya share populasi masyarakat berusia muda terutama generasi Z yang bersifat aktif, dinamis, dan memiliki mobilitas tinggi khususnya di kawasan urban, yang diperkirakan akan mendongkrak permintaan terhadap produk minuman susu yang praktis dan siap dikonsumsi (ready to drink/RTD),” imbuhnya.

 

Oleh: Athika Rahma

Source: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4502365/bangun-pabrik-baru-frisian-flag-indonesia-gelontorkan-dana-rp-38-triliun

Pertamina Produksi 46 Ribu Ton Bahan Baku Plastik Premium

Pertamina produksi 46 ribu ton bahan baku plastik premium

Petugas mengecek bahan baku plastik premium Polytam. ANTARA/HO-Pertamina.

 

Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina (persero) mencatat jumlah produksi 46.702 ton Polytam atau bahan baku plastik berkualitas tinggi sepanjang 2020, melalui pabrik Kilang Plaju yang berlokasi di Sumatera Selatan.

“Produk plastik yang dihasilkan dari Polytam berkualitas tinggi dan memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya tahan panas dan oksidasi, memiliki warna lebih putih dan bening, serta mudah dijadikan kemasan plastik.” Kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Plastik yang terbuat daru Polytam juga aman meski bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman sehingga dapat digunakan sebagai wadah, kemasan, serta peralatan makanan dan minuman.

Berbeda dari plastik jenis Polietilena tereflatat (Pet) yang jamak dijadikan plastik sekali pakai, misalnya botol air minum dalam kemasan, plastik yang berasal dari Polytam dapat digunakan berkali-kali tanpa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

Polytam juga menjadi bahan baku mainan anak-anak dan digunakan dalam industri obat-obatan. Sifat Polytam yang tidak sekali pakai juga mendukung prinsip keberlanjutan dalam konsep circular economy karena mengurangi sampah.

“Produksi Polytam menjadi prestasi bagi Kilang Plaju yang telah berumur lebih dari seabad. Target rencana kerja tahun lalu terlampaui hingga mencapai angka 103,8 persen,” kata Ifki Sukarya.

Lebih lanjut menurutnya, pencapaian produksi Polytam ini kian menguatkan komitmen kontribusi lini bisnis pengolahan dan pertrokimia Pertamina dalam memenuhi bahan baku plastik dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor.

Pencapaian Kilang Plaju menjawab kebutuhan industri plastik nasional terkait bahan baku premium yang mengalami peningkatan permintaan produk hilir plastik selama pandemi, terkhusus bagi industri makanan, minuman, dan kesehatan.

Diketahui, produksi bahan baku plastik premium tersebut digarap oleh subholding Pertamina melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Tuban Petrochemical Industries- produsen Polipropilena resin terbesar kedua di Indonesia, bahkan satu-satunya di Asia Pasifik yang memproduksinya dalam bentuk butiran.

“Sinergi antar anak perusahaan Pertamina Group tidak hanya meningkatkan keandalan produk, tetapi juga pasokan untuk lebih jauh mendukung perekonomian nasional,” kata Ifki Sukarya.

 

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor: Budi Suyanto

Source: https://www.antaranews.com/berita/2047890/pertamina-produksi-46-ribu-ton-bahan-baku-plastik-premium

BBKKP Kemenperin Kembangkan Sejumlah Komponen Produksi Alat GeNose C19

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta

 

INDUSTRY co.id – Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui salah satu unit kerjanya, yakni Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) di Yogyakarta turut berkontribusi dalam pengembangan alat pendeteksi virus Covid-19 melalui hembusan nafas, yang dinamakan GeNose C19.

Dalam hal ini, BBKKP Kemenperin menjalin kolaborasi dengan PT Yogya Presisi Teknikatama (YPTI) untuk mendukung pembuatan alat tersebut dalam konsorsium yang dipimpin Universitas Gadjah Mada (UGM).

“BBKKP mengembangkan formula untuk beberapa komponen GeNose C19 yang berbahan karet, yaitu gasket/seal dan plug GeNose C19. Tidak hanya itu, BBKKP juga menjadi tempat produksi untuk pembuatan gasket/seal dan plug GeNose C19,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi Industry.co.id pada Minggu (21/2/2021).

Kepala BSKJI menerangkan, gasket/seal dan plug merupakan komponen yang berfungsi merekatkan komponen elektronik dalam module sensor sehingga dapat meminimalisasi adanya gangguan dalam pembacaan.

“Material karet dan aditifnya diformulasikan sedemikian rupa agar tidak memberikan interferensi atau gangguan terhadap kinerja sensor, namun tetap mempunyai karakteristik yang prima,” jelasnya.

Dengan keberhasilan BBKKP mengembangkan formula dan memproduksi gasket/seal dan plug GeNose 19 tersebut, YPTI menggandeng kembali satker tersebut dalam upaya mengembangkan sample bag non-rebreathing mask.

“Kami sangat mengapresiasi terhadap langkah sinergi ini karena dapat mendukung upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di tanah air,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BBKKP Agus Kuntoro menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan konsorsium dalam mengembangkan sample bag non-rebreathing mask yang berfungsi sebagai penampung udara sample uji untuk GeNose C19.

“Sample bag non-rebreathing mask dikembangkan sebagai pengganti sample bag GeNose C19 yang terbuat dari plastik,” tuturnya.

Inovasi tersebut guna menekan biaya produksi GeNose 19 sehingga harga jual menjadi kompetitif dan dapat menekan impor. Bahkan diyakini bakal berkontribusi pada produktivitas sektor industri nasional di tengah tekanan pandemi Covid-19 saat ini, tanpa mengorbankan efektivitas dan sensitivitas alat.

“Hal ini untuk mendukung percepatan pemulihan dan kebangkitan ekonomi dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan manusia,” tegas Agus.

Kemenperin sebagai pembina sektor industri mempunyai tugas untuk mendorong industri di dalam negeri agar tetap produktif dengan tetap melindungi kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya.

GeNose C19 merupakan inovasi anak bangsa, diproduksi di dalam negeri, sehingga harga terjangkau dan dapat diaplikasikan di semua sektor, termasuk industri untuk melindungi keselamatan tenaga kerjanya.

 

Oleh : Candra Mata

Source: https://www.industry.co.id/read/81193/bbkkp-kemenperin-kembangkan-sejumlah-komponen-produksi-alat-genose-c19